Story~ I Will be Waiting For You
I Will be Waiting For You
Dunia
membiru. Hati membeku. Rasa membatu. Semua kenangan berubah menjadi semu.
Bagaimana pun aku masih belum bisa melupakan kepergian Jeon Jung Kook. Setahun
sudah ia berlalu. Tapi masih terukir jelas di pikiranku tatkala ia nyatakan
cintanya untukku di ujung hayatnya. Masih pula bersemayam dengan pudar rasa
benciku pada Cha Yun Jae. Penyebab utama meninggalnya Joong Kook.
Pagi
ini awan mendung. Mentari sedang berselimut di atas awan. Semua terasa kelabu.
Pemandangan di luar kafe terlihat abu – abu. Yun Jae datang.
“Chang
Kyu! Aku datang. Kenapa wajahmu terlihat murung begitu? Kau tahu tidak hari ini
akan ada badai besar. Jadi lebih baik kau tutup saja kafemu ini.”, sapanya
ramah.
Aku
terdiam. Waktuku seolah tengah menunggu. Aku membisu. Dalam hatiku aku masih
belum bisa menerima Yun Jae. Tapi nuraniku tak bisa membuatku marah padanya.
Karena bukan hanya aku yang kehilangan Jung Kook. Aku tahu bagaimana pun juga
Yun Jae juga pasti terluka.
Yun
Jae terlihat kikuk. Sedetik kemudian air matanya berlinang. Ia terdiam. Ia seolah
sedang menahan air matanya.
“Aku
tahu kau masih marah padaku. Setahun sudah berlalu. Jung Kook pasti sudah
tenang di sana. Tapi kenyataannya kau masih tetap seperti. Kalau begini terus
aku harus bagaimana lagi?”, ucapnya menahan tangis.
Aku
menghembuskan nafas. Ku alihkan pandanganku dari Yun Jae. Tanpa ku sadar
seorang Jung Chang Kyu meneteskan air matanya. Aku menangis. Yun Jae terlihat
bingung. Hujan pun turun. Yun Jae seolah tengah berniat menghiburku.
“Lihatlah!
Di luar sudah hujan deras. Langit pasti tengah ikut menangis bersamamu. Jadi
tersenyumlah. Kau harus bangkit. Kau tidak boleh seperti ini. Jung Chang Kyu.
Ayolah! Ku mohon! Berhentilah menangis sekarang! Berjanjilah kau tak akan
menangisinya lagi! Aku akan selalu ada di sini untukmu. Percayalah! Aku akan
menepati janjiku pada Jung Kook untuk selalu menjaga dan berada di sampingmu.”,
ucapnya dengan tetap menahan air mata.
Aku
tertunduk. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan. Yun Jae memelukku. Ia berusaha
menenangkanku. Menepuk punggung gadis yang dicintainya dengan lembut. Mengusap
kepala Jung Chang Kyu yang begitu berharga baginya. Aku menangis di pundaknya.
Ku luapkan segala curahan beban air mataku selama ini.
Ku
rasa semua cukup sampai di sini. Aku harus melepas kepergian Jung Kook dengan
tenang. Bagaimanapun juga Jung Kook harus meninggal karena Yun Jae
menyelamatkanku. Bukan semata keinginan Yun Jae seorang tapi juga Jung Kook
yang memintanya.
Dengan
tenang Yun Jae sama sekali tak beranjak dari pelukannya. Air mataku mulai
mengering. Sama seperti Cha Yun Jae seorang Jung Chang Kyu pun kini tak mau
beranjak dari pelukan ini.
“Baguslah!
Tenanglah, Chang Kyu! Semuanya akan baik – baik saja. Aku akan tetap di sini
untukmu. Kau sudah tahu siapakah seorang Cha Yun Jae ini. Oleh karena itu, kau
pasti sudah tahu juga betapa besarnya rasa cinta dan sayangku untukmu. Aku
tidak akan memaksamu untuk menerimaku sekarang.”, jelas Yun Jae.
Ia
melepaskan pelukannya. Menggengam lenganku dengan erat. Menatapku dengan lekat.
“Dengarkan
aku! Aku Cha Yun Jae! Akan tetap berada di sini. Berdiri di samping seorang
Jung Chang Kyu. Menunggunya sampai kapan pun hingga ia mau menerima pernyataan
cinta ini. Seribu kali pun ditolak? Apa yang harus ku lakukannya? Bagaimana kalau
pergi ke agen perjodohan?”, ucapnya tegas dengan nada canda.
Aku
tertawa kecil. Ku pukul ia dengan lembut. Ia tertawa. Yun Jae pun kembali
memelukku. Menghembuskan napas lega.
“Akhirnya!
Semua kebiruan ini telah berakhir.”, ujar Yun Jae lega.
Aku
mengangguk. Aku tersenyum mendengarnya.
Komentar
Posting Komentar